Kapitalisme dibangun dengan
Sekularisme. Pemahaman yang mengajarkan pemisahan agama dari kehidupan.
Dalam hal ini, Kapitalisme telah mengkotak agama hanya sebagai
Ritualisme dan Spiritualisme. Sehingga, untuk menjawab tentang ritual
ini, termasuk dari mana asal kehidupan dan bagaimana akhirnya, mereka
menyerahkan kepada agama masing-masing. Sedangkan dalam masalah
kehidupan, manusialah yang mempunyai otoritas untuk mengaturnya.
Mengenai solusi atas seluruh problem kehidupan manusia, Kapitalis telah
memiliki banyak hukum, yang semuanya dicetuskan berdasarkan asas
manfaat. Agar asas manfaat ini dicapai secara maksimal, harus ada
Liberalisme. Demokrasi misalnya, adalah salah satu bentuk solusi dalam
masalah pemeritahan. Demokrasi merupakan kebebasan rakyat dalam
menyatakan pandangannya, yang lahir akibat praktik eksploitasi Teokrasi.
Karena Teokrasi tidak menguntungkan, maka ia dihujat, dihancurkan dan
dikubur hidup-hidup. Liberalisasi kepemilikan, misalnya, adalah salah
satu bentuk solusi dalam masalah ekonomi, yang melahirkan
individualisme. Dengan kebebasan tanpa batas, dan berorientasi pada
perolehan kemanfaatan yang sebesar-besarnya, terjadilah eksploitasi
orang kaya atas orang miskin. Yang tidak jarang menimbulkan class
stuggle. Untuk menutupi kebocoran ini, maka dicetuskannya walfer state,
dimana negara yang semula hanya menjadi polisi lalu lintas untuk
melindungi kebebasan mutlak individu, akhirnya turun tangan. Dalam
masalah tingkah laku, kebebasan merupakan atribut yang essensial bagi
mereka. Free sex, free love adalah model yang dikembangkan dalam
memecahkan problem sexual instink. Dalam beragama, tampak dengan
berkembangnya murtadisasi, dengan toleransi tinggi.
Ideologi Sosialis
Sosialisme sebagai sebuah
Ideologi dalam konteks ini, konteks asas, dibangun dengan materialisme
atau Dialektika Materialisme. Pemahaman yang mengajarkan, bahwa seluruh
yang maujud, manusia, alam dan kehidupan yang nota bene semuanya
merupakan materi adalah berasal dari materi. Yang semuanya berproses
secara dialektik, dari satu materi dengan adanya antithesis, akan
menghasilkan sintesis baru, yang berupa materi lain. Inilah kerangka
Dialektika Materialisme. Tuhan, diklaimnya tidak ada, bahkan Nietze
mengatakannya sebagai telah mati. Sosialisme terbukti tidak memberikan
tempat bagi agama. Sehingga problem-problem keagamaan dipecahkannya
secara material, dimana dalam filsafatnya menolak samasekali aspek
metafisik. Dalam menjawab kebutuhan spiritualnya, tentang dari mana
muasal hidup mereka, maka sebisa mungkin mereka akan menjelaskan secara
materi. Sebagai contoh teori evolusi Darwin, yang secara tidak langsung
menafikan bahwa manusia diciptakan oleh Al-Khalik. Dalam konteks
futuristik, keakhiratan, kehidupan pasca dunia, mereka menjelaskan
sebagai tidak ada. Sebab, jasad manusia telah berevolusi menjadi
sintesis yang lain. Akan tetapi, sebagai ganti kekosongan
spiritualitasnya mereka akhirnya mengkultuskan individu, pahlawan dan
lain sebagainya. Mengenai solusi atas semua problem hidupnya, Sosialisme
telah membangun hukum berdasarkan antithesis (tanaqhudhat). The iro
law of oligarchi (Hukum Tangan Besi) adalah hukum yang dipraktekkan
dalam sistem Sosialis. Maka, Diktatorisme adalah bentuk pemeritahannya.
Mengapa harus pemerintahan diktator? Sebab pemeritahan ini merupakan
sistem yang dipaksakan untuk mewujudkan antithesis. Sebagai contoh,
Sosialisme, memberangus private property agar tidak terjadi monopoli
faktor produksi, dan terciptalah pemerataan. Tanpa adanya The Iron Law
of Oligarchi, menurut mereka mustahil memberantas monopoli. Bahkan,
menurut mereka class stuggle adalah sebuah keharusan untuk menciptakan
perubahan. Dengan cara semacam itu, akan terwujudlah keadilan sosial.
Sedangkan dalam aspek kehidupan yang lain, karena tidak ada standar
baku, hukum mereka amat rentan dan mengikuti selera masyarakat.
Ideologi Islam
Dalam konteks akidah (asas)-nya,
mengajarkan asal muasal seluruh yang maujud, alam, manusia dan
kehidupan beasal dari sang Khalik. Dan hidup manusia diciptakan untuk
beribadah sebagai wujud keterikatan manusia dengan ALLAH dalam bentuk
melaksanakan perintah dan meninggalkan seluruh laranganNya. Juga karena
manusia, kelak, setelah hidup di dunia, akan hidup untuk yang kesekian
kalinya, untuk mempertanggungjawabkan seluruh aktivitas duniawinya.
Maka, ALLAH menurunkan Rasul untuk membimbing manusia untuk menemukan
bentuk kehidupan dunia dan akherat yang ideal. Inilah asas Ideologi
Islam. Intinya, terangkum dalam keenam rukun iman. Mengenai solusi atas
seluruh problem kehidupan manusia, Islam mendasarkan solusinya pada
keterikatan kepada hukum syara’. Dalam konteks pemerintahan, Islam
mensyari’atkan sistem khilafah, dengan bentuk, sistem dan mekanisme yang
unik. Dalam konteks ekonomi, Islam mensyari’atkan hukum-hukum mengenai
masalah kepemilikan, pengelolaan, dan distribusi, serta, hukum-hukum
yang menyangkut mekanisme memiliki dan mengembangkan harta. Dalam
konteks politik dalam negeri, Islam telah mewajibkan diberlakukannya
seluruh hukum Islam kepada rakyat. Sedangkan dalam konteks politik luar
negri, Islam telah memberlakukan hukum-hukum jihad. Dalam masalah sangsi
hukum, Islam memiliki sangsi yang tegas. Dengan demikian seluruh
problem kehidupan manusia, semuanya bisa dipecahkan oleh Islam.
Bahwa selanjutnya…
Ketiga Ideologi ini tidak bisa akur karena masing-masing memiliki filosofi dasar yang sangat berbeda. Dimanapun mereka berada, ketiga ideologi ini akan terus bersaing; satu sama lain saling menganggap musuh yang harus dikalahkan….
mantap tulisannya
BalasHapus